“Awalnya titik api yang terpantau pada Selasa 23 Mei, di Silaut ini 3 titik, langsung diinfokan ke posko Karhutla, ke UPT Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) berkoordinasi dengan BPBD Pessel, Kecamatan, nagari dan TNI/Polri,” ujar Kepala Dinas Kehutanan Sumbar, Yozarwardi, Rabu (24/5)
Ia menyebutkan, tim dari dinas kehutanan, satgas, Brigade Kahulta dari UPT KPH Pessel, BPBD, TNI/Polri, masyarakat dan PT SAPTA, perusahan yang sekitar lokasi kebakaran tersebut langsung bergerak berupaya pemadaman kebakaran yang terjadi.
“Dalam pemadaman kebakaran tersebut telah dipakai pompa. Namun karena lokasinya sulit dijangkau dan jauh dari pemukiman masyarakat sedikit menyulitkan pemadaman, apalagi yang terbakar ini lahan gambut, perlu pertimbangan menyangkut keselamatan dalam memadamkan kebakaran tersebut.
“Harus hati hati dalam pemadamkan kebakaran ini, karena lahan yang terbakar gambut,” jelasnya.
Yozarwardi mengatakan, terkait luas lahan yang terdampak kebakaran tersebut, pihaknya telah memerintahkan personelnya menerbangkan drone pada Kamis (25/5) ini untuk melakukan pemetakan dan menghitung luas yang terdampak kebakaran.
“ Luas lahan yang terbakar, kita saat ini belum bisa menghitung luasan. Namun telah ada 2 hingga 3 titik sampai sore ini yang telah dipadamkan. Namun kita pastikan dulu cuaca baik, asap tidak tebal untuk menerbangkan drone ini,” ungkapnya.
Ia menambahkan, dari laporan yang diterima sudah ada 2 hingga 3 titik yang sudah padam. Namun ada 5 titik lagi yang terpantau melalui satelit.
Pada Rabu (24/5) terpantau 5 titik baru dari satelit SiPongi, kemudian sejak pagi tim telah langsung bergerak ke lapangan untuk memastikan apakah hotspot tersebut api atau tidak.
“Apalah itu titik yang sebelumnya terdeteksi, atau yang baru belum bisa dipastikan, karena laporan yang kita terima belum detail. Apabila itu benar kebakaran lahan segera dilakukan pemadaman,” jelasnya.
Sementara itu untuk penyebab kebakaran, Yozarwardi menyampaikan saat ini masih dalam proses identifikasi penyebab kebakaran di Hutan Produksi Konversi (HPK) tersebut.
“Kita akan dalami, sekarang difokuskan untuk memadamkan. Kita harus bahu membahu memadamkan. Nanti akan diselidiki penyebabnya, apakah itu disebabkan untuk kesengajaan manusia, atau pengaruh cuaca panas yang terjadi beberapa waktu belakangan,” bebernya.
Yozarwardi menyebutkan, sebelumnya pada minggu lalu juga terpantau di Kabupaten Dharmasraya satu titik hospot. Tim kemudian langsung diperintahkan cek ke lapangan memastikan apakah api atau tidak.
“Ternyata memang kebakaran lahan seluas 2 hektar, api telah dipadamkan,” tuturnya.
Menyikapi tingginya kerawanan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) saat cuaca panas ini, ia menghimbau masyarakat tidak membuka lahan perkebunan atau pertanian dengan cara membakar.
“Karena selain membayakan menyebabkan kebakaran hutan dan lahan, serta bisa diancam pidana. Jadi mari kita saling mengingatkan,” ujarnya.
“Apabila terjadi kebakaran mari bergotongroyong memadamkan. Kita harapkan pemerintah kabupaten/kota memfungsikan simpul-simpul dalam mencegah terjadi kebakaran hutan dan lahan,” tambahnya. (bs)