Padang,--Pekan Nasional (Penas) Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) ke-XVI telah dibuka. Mewakili Presiden Joko Widodo, Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartanto membuka secara virtual Penas Tani XVI yang dihadiri 28 ribu petani nelayan dan petani se Indonesia di Lanud Sutan Sjahril, Padang, Sabtu (10/6).
Mengawali sambutannya membacakan sambutan Presiden Jokowi, Menko Airlangga menyampaikan permohonan maaf Presiden yang tidak bisa hadir pada Penas di Sumbar.
"Kita memberikan apresiasi, patut bangga KTNA yang telah dapat menyelenggaran Penas ke-XVI ini dihadiri oleh 28 ribu petani nelayan dan petani hutan dari 37 provinsi di Indonesia dan dari berbagai stakeholder terkait ini," kata Airlangga.
"Tentunya, kita juga ucapkan terimakasih kepada masyarakat Sumatera Barat sebagai tuan rumah penas tani ini," ujar Airlangga dalam sambutannya yang ditayangkan pada videotron yang terdapat pada sisi kiri dan kanan lokasi pembukaan Penas Tani XVI," jelasnya.
Ia mengatakan, tema Memantapkan Penguatan Potensi dan Posisi Tawar Komoditi Lokal untuk Mewujudkan Kemandirian Indonesia Pangan Lumbung Berkelanjutan Pangan Dunia Menuju 2045 yang diusung pada Penas Tani ini sangat tepat.
“Indonesia telah membuktikan kepada dunia, dengan kerjasama antara petani, nelayan, pemerintah berhasil mengatasi krisis pangan global dengan potensi dan kearifan lokal,serta dengan mengambil langkah konkrit untuk kebutuhan pangan nasional,” ungkapnya.
Disampaikannya, untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam kondisi tidak normal akibat Pandemi Covid-19, Indonesia terbukti mampu menghasilkan pangan untuk kebutuhan negeri.
Ketegangan politik di berbagai negara dan ancaman perubahan iklim memerlukan peran aktif semua pihak untuk meningkatkan produksi sektor pertanian," jelasnya.
Ia menambahkan, peringatan Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia atau Food and Agriculture Organization (FAO) terkait ancaman krisis pangan global harus disikapi cepat oleh semua pihak dengan mengedepankan kolaborasi.
Menurutnya, di tengah ketidakpastian global akibat dampak pandemi Covid-19, eskalasi geopolitik, hingga perubahan iklim saat ini, peran aktif dan tanggung jawab berbagai pihak juga diperlukan untuk dapat meningkatkan produksi sektor pertanian.
"Dengan demikian ancaman krisis pangan global dapat teratasi, termasuk dengan memanfaatkan potensi dan kearifan lokal," terangnya
Ia menyebutkan, Pemerintah harus terus mengambil langkah-langkah konkrit dalam memenuhi kebutuhan pangan nasional dengan cara meningkatkan produksi dan memasifkan konsumsi pangan lokal serta mengenalkan ke negara lain sebagai komoditas ekspor
"Sebagai wujud komitmen dalam meningkatkan kesejahteraan petani, nelayan, dan petani hutan, Pemerintah telah melakukan berbagai upaya mulai dari pembangunan infrastruktur bendungan untuk penyediaan air, pembangunan sarana transportasi untuk mengurangi logistic cost, pemanfaatan varietas unggul yang adaptif terhadap perubahan lingkungan, dan penerapan pertanian cerdas," lengkapnya.
Selain itu, Pemerintah juga telah memfasilitasi penggunaaan alat dan mesin pertanian, penyediaan Kredit Usaha Rakyat (KUR), Perhutanan Sosial (PS) dan Tanah Objek Reforma Agraria (TORA), penerapan pembangunan kelautan perikanan ekonomi biru, menumbuhkan start-up muda dan marketplace, hingga memberikan akses dan penguatan ekonomi bagi pelaku usaha mikro dan kecil.
"Tahun ini anggaran KUR bagi sektor pertanian yaitu Rp450 triliun. Silahkan Kementerian Pertanian untuk kembali mendorong pemerintah kabupaten dan kota, kelompok tani dan petani maupun nelayan untuk memanfaatkan prafon KUR ," ungkapnya.
Sementara itu, Gubernur Sumbar Mahyeldi pada saat pembukaan menyampaikan terimakasih kepada para petani dan nelayan se Indonesia yang hadir ke Sumbar untuk mengikuti Penas Tani.
"Terkhusus kepada Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang telah menyemangati dan pelaksanaan acara yang dilaksanakan pada hari ini dengan kesiapan untuk menerima kedatangan presiden Republik Indonesia," ungkapnya.
"Pak menteri telah memberikan bimbingan kepada kita semua untuk mempersiapkan acara ini dengan sebaik-baiknya. Alhamdulillah beliau datang dari awal dari yang semestinya. Terima kasih Pak menteri atas kepedulian dan perhatian Bapak kepada kami para petani di indonesia," tambahnya.
Ia mengatakan, dalam kegiatan ini juga hadir para Gubernur, wakil gubernur, 293 bupati/walikota serta anggota DPR RI dan DPD Ri yang peduli dengan petani, begitu juga jajaran kementerian pertanian, Ketua Umum KTNA hingga KTNA kabupaten/kota, serta Forkopinda.
"Pembukaan pekan nasional petani dan nelayan ke XVI ini, mudah-mudahan kebersamaan kita hari ini akan menjadi semangat kita bersama dalam rangka untuk menjadikan kemajuan Pertanian Indonesia," ujarnya
Ia menyebutkan, Penas Tani yang awalnya direncanakan di Tahun 2017 akhirnya terselenggara di tahun ini dan dilaksanakan dari 10 Juni hingga 15 Juni mendatang. Tentunya ini terselenggara berkat dukungan semua pihak, termasuk bimbingan dari Kementerian Pertanian, serta lintas sektor.
"Kita juga memberikan apresiasi setinggi tingginya kepada TNI Angkatan udara Khususnya kepada Danlanud Sutan Sjahrir Kolonel Nav Saeful Rakhmat karena sudah bersedia memberikan tempat dan mensukseskan pelaksanaan Penas KTNA XVI di Provinsi Sumbar," ungkapnya.
Ia menyampaikan, Pemprov Sumbar memberikan perhatian serius di bidang pertanian. Hal ini disebabkan 57 persen penduduknya hidup dari pertanian, 23 persen pendapatan Sumbar disumbang sektor pertanian.
"Salah satu bentuk keseriusan tersebut ditunjukkan Pemprov Sumbar dengan mengalokasikan 10 persen anggaran APBD untuk pertanian. Rp 670 miliar dialokasikan untuk pertanian. Semangat yang sama juga diberikan oleh Bupati dan walikota di Sumatera Barat pada pertanian," jelasnya.
"Dengan keseriusan dan kesungguhan kita bersama bisa memberikan kontribusi cukup baik bagi negara. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai tukar petani (NTP) kita 112 persen lebih tinggi dari rata-rata nasional 111 persen,” ujarnya.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyampaikan terima kasih atas kerja keras petani Indonesia yang telah memperkuat posisi Indonesia dalam menghadapi berbagai ancaman dan krisis global.
"Peran pertanian sangatlah besar terutama dalam membuka lapangan kerja hingga memperkokoh ekonomi Indonesia.
Terimakasih kepada petani karena melalui kerja keras mereka sektor pertanian berhasil memperkuat ekonomi dan bisa bertahan menghadapi berbagai tantangan," jelasnya
Kini dunia akan dihadapkan pada perubahan iklim ekstrim dan ancaman krisis pangan global. Karena itu semuanya harus bersatu. Ia jmengajak organisasi Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) untuk memperkuat sinergitas dan kolaborasinya dalam mengantisipasi berbagai tantangan dunia.
"KTNA dan petani adalah satu kesatuan yang tak bisa dipisahkan. Yang pasti kita harus buat gagasan-gagasan baru dan juga terobosan-terobosan tepat guna. Gelaran Penas 2023 ini diharapkan bisa menjadi jawaban berbagai tantangan yang tengah dihadapi oleh sektor pangan Indonesia. KTNA dan kementan harus memperkuat kolaborasinya," katanya.
(bs)