Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Letnan Jenderal TNI Doni Monardo saat Vidcon bersama Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, Wagub Nasrul Abit dan Forkopimda,Sabtu (2/5). |
Padang--Dalam memutus penyebaran virus Corona (Covid-19) di Sumatera Barat supaya tidak semakin meluas, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Letnan Jenderal TNI Doni Monardo peran tungku tigo sajarangan, panghulu, alim ulama dan cadik pandai sangat dibutuhkan.
"Dengan bantuan tungku tigo sajarangan, diharapkan peran masyarakat untuk membantu pencegahan penyebaran Covid-19 dapat lebih dimaksimalkan," kata Letnan Jenderal TNI Doni Monardo pada Vidcon bersama Gubernur se Sumatera, Sabtu (2/5).
Disampaikannya, pemerintah daerah perlu terus mempersempit dan memutuskan rantai penyebaran Covid-19 dengan menyediakan sarana cuci tangan umum untuk masyarakat sehingga selalu bersih. Kemudian melakukan penyemprotan disinfektan secara berkala baik di lingkungan yang sudah positif maupun yang sudah ada kasus yang memiliki gejala yang mengarah pada Covid-19, baik di lingkungan umum, sekolah sekolah, pasar dan tempat ibadah dan tempat umum lainnya.
Menurutnya, semua lini tellharus dilibatkan dan diaktifkan dalam menangani penyebaran Covid-19. Hal itu sesuai dengan jalannya suatu kebijakan yang bersifat dari atas ke bawah.
"Apalagi jika kasus Covid-19 terus meningkat drastis dan menyebabkan daya tampung rumah sakit dan kemampuan tenaga medis tidak lagi memadai, tentunya peran serta masyarakat sangat dibutuhkan," katanya.
Disampaikannya, agar ada kesadaran masyarakat dan mereka mengerti bahaya Covid-19, perlu dilakukan sosialisasi secara terus menerus di seluruh daerah. Kemudian juga edukasi publik agar membudayakan pola hidup bersih.
"Kunci keberhasilan kita dalam memerangi Covid-19 ini dengan melakukan hidup bersih, physical distancing, dan disiplin warga dalam menghadapi virus corona ini," katanya.
Ia mengatakan, diharapkan pada bulan Juni Indonesia dapat menurunkan kasus Covid-19, sehingga pada Juli diharapkan kita sudah bisa mulai mengawali hidup normal kembali.
"Presiden menegaskan berulang kali tentang pentingnya upaya kita untuk melakukan tes masif pada April dan Mei. Ini dilanjutkan dengan pelacakan yang agresif serta isolasi yang ketat," katanya.