Atasi Fase Puncak Covid-19, Disiplin Protokol Kesehatan Wajib Diterapkan - Sumbar19.com | Mewartakan Dari Penjuru 19 Daerah
arrow_upward

Atasi Fase Puncak Covid-19, Disiplin Protokol Kesehatan Wajib Diterapkan

Rabu, 02 September 2020, 02.38 WIB
Kepala Laboratorium Fakultas Kedokteran Unand Dr.dr Andani Eka Putra, MSc

Padang-- Saat ini di Provinsi Sumatera Barat adalah fase puncak bertambah terkonfirmasi kasus Covid-19, dimana ini akan cenderung naik begitu cepat. Sangat perlu dilakukan testing, tracing, treatmen dan melakukan isolasi untuk mengendalikan penyebaran Covid-19.

Hal ini disampaikan Kepala Laboratorium Fakultas Kedokteran Unand Dr.dr Andani Eka Putra, MSc. menjadi Narasumber rapat terbatas melalui Video Conference (Vidcon) dengan Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Se Sumbar dalam rangka antisipasi penularan Covid-19 di lingkup tenaga medis, di ruang kerja wagub kantor gubernur, Selasa, (1/9/2020).

“Dalam konsep pandemi Covid-19 ini, kita melakukan dua cara yaitu yang pertama bagaimana orang itu tidak bisa menginfeksi orang lain, teknik tersebut dapat digunakan dengan cara melakukan testing, tracing, treatmen dan isolasi,” kata dr. Andani.

Selanjutnya cara kedua bagaimana seseorang itu tidak terinfeksi, caranya adalah tentu dengan menggunakan protokol kesehatan, pakai masker, cuci tangan, serta menjaga jarak.

"Karena ini adalah masalah kita bersama protokol kesehatan paling utama, Karena tidak semua orang patuh melakukannya,” terang dr Andani.

Selanjutnya dr Andani katakan jika masyarakat mematuhi disiplin protokol kesehatan itu sangat bagus sekali hasilnya. Apalagi saat ini upaya tracing dan testing terus dikembangkan untuk mengendalikan penyebaran Covid-19 di Sumbar.

“Upaya-upaya lainnya yang bisa dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19 ini adalah dengan melakukan pembatasan-pembatasan, misalnya untuk keramaian,” katanya.

Disampaikannya, pembatasan tersebut tidak dapat saat ini dilaksanakan melalui pembatan sosial berskala besar (PSBB) karena belum ada restu dari pemerintah. Selain beban biayanya besar juga sangat berat ditanggung oleh Pemprov juga efek ekonomi sosialnya juga sangat berat.

“Kita sepakat melakukan pembatasan ditingkat provinsi, kemudian dengan melakukan pemeriksaan secara masif untuk beberapa titik,” katanya.

Ditambahkannya,  beberapa kegiatan yang mengumpulkan orang ramai seperti pesta dan lainnya yang menyebabkan pertemuan banyak orang. Mungkin hal yang seperti itu perlu batasi, agar tidak terjadi penularan kepada banyak orang.

“Selain itu mengenai angka infeksi terhadap kesehatan masalah utama kita adalah ketika angka positif naik, maka tenaga kesehatan akan banyak terinfeksi,” katanya.

Disampaikannya, begitu naik lagi melebihi 10-15 persen maka angka kematian tenaga kesehatan akan muncul.

“Oleh sebab itu tenaga kesehatan adalah orang yang paling banyak berkontak dengan orang-orang sakit.  Tanpa adanya pemeriksaan swab kita tidak tau siapa yang positif, siapa pula yang negatif di daerah ini,” katanya.

Meskipun saat ini total positif Covid-19 di Sumbar telah 2.293 orang, namun dibandingkan jumlah  specimen yang diperiksa, positivity rate (PR) Sumbar masih kecil, hanya 2,2 persen. Saat ini jumlah spesimen diperiksa di Sumbar telah 119.311 dengan orang yang diperiksa telah 101.981 orang.

“Kita satu-satunya provinsi yang angka positifnya masih di bawah 5 persen menurut data dibandingkan provinsi lain,” katanya.

Ia menyampaikan untuk menyelesaikan pandemi ini tidak cukup hanya peran pemerintah, laboratorium, dinas kesehatan maupun tempat karantina saja. Semua pihak harus berpartisipasi bersama-sama untuk mengendalikan pandemi ini.

"Sejauh ini kita semua masih bekerja keras untuk mengendalikan, dalam mengontrol pandemi Covid di Sumbar. Tapi apakah bertahan selamanya? Jika kita tidak serius, dan masyarakat tidak mengikuti himbauan pemerintah, diantaranya untuk menerapkan protokol kesehatan, maka penyebaran Covid-19 ini tidak bisa dikendalikan,” ungkapnya. (rel/bs)