Merandang, menjadi salah satu rangkaian kegiatan yang dilaksanakan di Pabrik Indarung I pada Alek Nagari Lubuk Kilangan, Rabu (5/7/2023) |
Padang,--Langit masih mendung, rintik hujan seakan tak menyulutkan semangat sejumlah bundo kanduang di Kecamatan Lubuk Kilangan membuat randang, masakan khas Minangkabau di dalam areal Pabrik Indarung I, Rabu (5/7) pagi.
Menariknya rendang tersebut berbahan daging kerbau. Sebelum subuh kabarnya telah dilakukan prosesi membantai kabau (peyembelihan kerbau) di lokasi dalam kawasan pabrik PT Semen Padang tersebut.
Sejumlah kegiatan sudah dipersiapkan jauh-jauh hari dalam rangkaian Alek Nagari Lubuk Kilangan ini. Sebagai bentuk syukur atas ditetapkannya Pabrik Indarung I menjadi warisan budaya benda tingkat nasional.
Selain bantai kabau bersama Kerapatan Adat Nagari, baarak jamba bersama bundo kanduang tujuh Kelurahan, food performative (mambaok dapua ka galanggang), makan bajamba, dan seni rupa instalasi ragam hias Minangkabau.
Di HUT ke-65 Pengambilalihan PT Semen Padang dari Belanda yang diperingati tersebut, di kawasan pabrik semen pertama di Indonesia dan beroperasi pada tahun 1910 itu beberapa kegiatan kebudayaan Minangkabau terlihat.
Mulai dari memasak lamang, merandang, dan dilanjutkan dengan makan bajamba juga rencananya akan dilangsungkan di kawasan Pabrik Indarung yang secara resmi telah ditetapkan menjadi Cagar Budaya Nasional terhitung Februari 2023 lalu. Namun karena hujan yang tak kunjung berhenti, beberapa kegiatan dialihkan ke Gedung Serba Guna (GSG).
Selain itu, dalam kegiatan yang dihadiri pemuka masyarakat adat, Bundo Kanduang, ormas, sanggar seni, ratusan warga yang berasal dari Lubuk Kilangan dan daerah sekitar serta sejumlah pejabat dari PT Semen Padang dan pemerintah daerah setempat.
Berbagai rangkaian kegiatan dilaksanakan dalam Alek Nagari Lubuk Kilangan di Pabrik Indarung I |
Alek Nagari ini bertujuan untuk mempertemukan pemangku kepentingan untuk membincang situasi mutakhir Kemudian, akan dilanjutkan dengan penanda tanganan pakta integritas untuk mendukung pabrik Indarung I menuju warisan dunia UNESCO.
"Kami bersyukur telah 65 tahun nasional perusahan ini dari pemerintah Belanda ke pemerintah Indonesia. Di momentum penting ini, PT Semen Padang memberikan dukungan dan kontribusi untuk Alek Nagari Lubuk Kilangan ini dilaksanakan,acara ini akan jadi pemersatu seluruh sektor di Lubuk Kilangan dan sekitarnya," sebut Ketua KAN Lubuk Kilangan, Basri Datuak Rajo Usali didampingi pengurus KAN saat diwawancarai.
Ia mengatakan, keberadaan Pabrik Indarung yang secara resmi telah ditetapkan menjadi Cagar Budaya Nasional juga patut disyukuri. Sebab ini juga nantinya berdampak terhadap peningkatan perekonomian masyarakat sekitar.
"Kami dari nagari, khususnya ninik mamak di Lubuk Kilangan sangat bersyukur Indarung I PT Semen Padang telah dijadikan museum. Tentunya kewajiban kita bersama menjaga agar peninggalan sejarah tetap terawat dan terjaga. Kita berharap Alek Nagari yang berdana dilaksanakan di Indarung I ini ditahun-tahun berikutnya dapat terus berlanjut dan dengan kegiatan yang lebih meriah," jelasnya.
Ketua Indarung Heritage Society (IHS) Aidil Usman mengatakan Pabrik Indarung I Semen Padang telah ditetapkan menjadi Cagar Budaya Nasional terhitung Februari 2023 lalu. Sebagai masyarakat atau anak nagari tentunya menyambut gembira dan bersyukur. "Maka kami sepakat untuk menggelar kegiatan Alek Nagari ini untuk percepatan pengakuan Pabrik Indarung I menjadi warisan dunia," jelasnya.
Ia menyebutkan dengan adanya rangkaian kegiatan yang dilaksanakan di Cagar Budaya Nasional Indarung I ini, diharapkan ke depan semakin banyak berbagai kegiatan kebudayaan yang bisa dihelat di lokasi tersebut. Dengan demikian, harapan bersama untuk bisa mewujudkan Pabrik Indarung I menjadi warisan dunia UNESCO akan tercapai.
"Saya juga berharap ada langkah konkret agar keberadaan Indarung I ini bisa dijaga bersama. Jangan sampai Pabrik Indarung I itu sebatas di Cagar Budaya Nasional, tapi harus bisa mencapai warisan dunia UNESCO. Karena Indarung I memiliki nilai sejarah yang besar bagi Indonesia maupun Asia Tenggara," ungkapnya.
Direktur Operasi PT Semen Padang Indrieffouny Indra menyampaikan butuh proses yang cukup panjang untuk menjadikan Pabrik Indarung I menjadi warisan dunia UNESCO. Tapi dengan digelarnya Alek Nagari ini, turut memberikan dukungan untuk Indarung I wujudkan warisan dunia tersebut.
"Dalam penetapan Cagar Budaya Nasional berbagai proses telah kami lakukan. Kini didasari keinginan bersama baik itu perusahaan maupun masyarakat agar Indarung I menjadi warisan dunia UNESCO," sebutnya.
Ia menyebutkan akan banyak manfaat bagi Indarung I bila menjadi warisan dunia UNESCO, salah satunya keberadaanya bisa diketahui secara internasional. Dampaknya akan banyak kunjungan dan hal itu bisa berdampak kepada perekonomian masyarakat.
"Untuk itu Semen Padang mendukung kegiatan Alek Nagari tersebut, karena menjadi salah satu langkah untuk meningkatkan kehidupan masyarakat, serta turut melestarikan budaya," terangnya.
Ia menjelaskan Pabrik Indarung I dikenal sebagai pabrik pertama di Indonesia dan beroperasi pada tahun 1910. Keberadaan Pabrik Indarung I jauh sebelum masa kemerdekaan Indonesia ini sangat besar bagi pembangunan di Indonesia, karena bahan semen di suplay langsung dari Semen Padang untuk Nusantara.
"Jadi Pabrik Indarung I ini punya peran yang besar, keberadaan pabrik pun secara langsung telah berubah ekonomi masyarakat di sekitar perusahaan. Kita berharap dengan diselenggarakan kegiatan Alek Nagari ini dapat semakin menggaungkan keberadaan cagar budaya Pabrik Indarung I. Kita harus bersama-sama menjaga aset peninggalan bersejarah ini," jelasnya. (bs)