![]() |
Penyuluhan pentingnya membaca, ke Pondok Pesantren Al – Hidayah Tarbiyah Islamiah (PPATI) Muara Labuh |
Berikan Penyuluhan dan Sumbangkan Buku Bacaan di PPATI Muara Labuh
Padang, —Politeknik
Negeri Padang menurunkan tim pengabdian
kepada masyarakat (PKM) memberikan penyuluhan pentingnya membaca, ke
Pondok Pesantren Al – Hidayah Tarbiyah Islamiah (PPATI) Muara Labuh. Dalam kegiatan ini juga disertai menyumbangkan
buku untuk melengkapi koleksi perpustakaan
di pondok pesantren tersebut.
“Karena dari survei awal yang kami lakukan, perpustakaan
pondok pesantren ini masih jauh dari sempurna, bahkan koleksi bukunya sangat
minim sekali. Untuk menindak lanjuti hasil survei tersebut kami melakukan
kegiatan pengabdian masyarakat disana,” sebut Ketua Tim PKM PNP, Haris S.pd MT,
kemarin.
Pada kegiatan pengabdian
di Pondok Persantren Al-Hidayah Tarbiyah Islamiyah (PPATI) Muara Labuh
terletak di Jorong Kalampaian, Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan
ini, Ketua tim PKM PNP juga membawa 5 orang staf pengajar dari jurusan Teknik
Mesin PNP.
“ Yazmendra Rosa ST., MT., Dr. Sir Anderson ST., MT.,
Bukhari ST., MT., Mulyadi ST., MT., Prof. Dr. Yuli Yetri M.Si. Selain itu juga ada Jumyetti SE., M.Si dari
jurusan Administrasi Niaga serta satu orang mahasiswa Nurmahriza Sambo dari
prodi Rekayasa Perancangan Mekanik,” jelasnya terkait kegiatan yang berlangsung
pada 19 Juli 2023 lalu tersebut.
Sektor Pendidikan merupakan salah satu solusi terbaik untuk
mengeluarkan bangsa ini dari kemerosotan moral dan nilai–nilai etika.
Pentingnya arti Pendidikan itulah yang menjadi motivasi didirikannya Pondok
Pesantren Al – Hidayah Tarbiyah Islamiah Muara Labuh yang berada di bawah
naungan Yayasan Al–Hidayah.
Menurutnya, pesantren ini mencoba alternatif konsep
pendidikan bagi masyarakat Sumbar, khususnya di Kabupaten Solok Selatan dengan
memadukan konsep pendidikan modern dengan konsep Pendidikan tradisional yang
sarat dengan nilai keislaman pada setiap aspek.
“Kami dari tim pengabdian Masyarakat Politeknik Padang
sangat mendukung sekali apa yang sudah dirintis oleh pendiri pondok pesantren
ini. Sebagai seseorang yang berpendidikan, sudah seharusnya kita memiliki
wawasan luas dan bijak dalam berbuat,” ungkapnya.
Ia menyampaikan, wawasan itu bisa didapatkan melalui
berbagai cara, seperti mengikuti pelajaran kelas, eksplorasi hal-hal baru,
memperluas jangkauan pertemanan, dan lain-lain.
“Salah satu cara yang paling mudah dan penting adalah
membaca. Seperti yang kita ketahui, ada pepatah yang mengatakan bahwa buku
adalah jendela ilmu. Dengan banyak membaca kita akan banyak mendapatkan
wawasan,” terangnya.
Ia menyebutkan, membaca buku dapat mendapatkan ilmu dan
berbagai manfaat lainnya untuk menunjang masa depan kita. Bahkan pejuang negara
ini mengatakan kunci ilmu itu adalah membaca.
Namun persoalannya, saat ini bangsa Indonesia berada dalam level yang
paling rendah untuk minat membacanya.
Prof. Dr. Yuli Yetri M.Si menambahkan, untuk meningkatkan
daya saing bangsa maka perlu diberikan penyuluhan dan edukasi tentang
pentingnya dan manfaat membaca. Bagi
siswa dan mahasiswa, membaca buku dapat
menambah wawasan baru, memperluas
penguasaan kosa kata, dan meningkatkan
kemampuan menulis.
“Inilah yang mendasari kami melakukan pengabdikan
masyarakat, melakukan penyuluhan akan pentingnya membaca dan sekaligus
menyumbang buku untuk melengkapi koleksi perpustakaan yang sudah ada di Ponpes
PPATI tersebut,” tambah Prof Yuli Yetri yang menjadi narasumber dalam kegiatan
penyuluhan gemar membaca tersebut.
Pada akhir kegiatan pengabdian di Ponpes yang terdapat di
Kecamatan Sungai Pagu r tersebut, tim
pengabdian dari PNP juga menyumbangkan
buku-buku bacaan yang terdiri dari cerpen, buku ilmiah popular, buku computer,
buku dakwah, buku membuat kerajinan tangan, buku membuat kue dan buku resep
memasak, serta buku Kesehatan.
“Semoga dengan sumbangan buku untuk menambah koleksi
perpustakaan di pesantren ini, minat baca siswa akan semakin meningkat,
sehingga tujuan kita untuk mencerdaskan anak bangsa bisa terwujud,” pungkasnya.
Untuk diketahui, Pondok Pesantren Al-Hidayah Tarbiyah
Islamiyah Muara Labuh, disingkat PPATI Muara Labuh, sebelumnya dikenal sebagai
Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) Muara Labuh. Lembaga pendidikan Islam ini
didirikan oleh tiga murid Syekh Sulaiman Arrasuli, yakni Buya H. Ilyas Yatim,
Buya H. Hasyim Ismail, dan Buya H. Ja'far Dt. R. Pendapatan.
Pada 1935, Buya Ilyas, Buya Hasyim, dan Buya Ja'far
memperoleh ijazah dari pendidikan mereka di MTI Canduang. Mereka berencana
untuk mendirikan MTI di kampung mereka, Muara Labuh. Setelah bermusyawarah
dengan masyarakat setempat di Surau Kampung Tarandam, penerimaan murid baru
akhirnya terlaksana pada 31 September 1936.
MTI Muaro Labuh dulu sebagai MTI Cabang atau kelas jauh dari
MTI Canduang sehingga pada masa awal ijazah alumninya ditandatangani oleh Syekh
Sulaiman Arrasuli atau yang dikenal dengan Iyiak Canduang.
Pada 1986, MTI Muara Labuh berganti nama menjadi Pondok
Pesantren Al-Hidayah Tarbiyah Islamiyah Muara Labuh (PPATI Muara Labuh).
Bersamaan dengan penggantian nama pesantren, sebuah yayasan didirikan untuk
pengelolaan PPATI Muara Labuh.
Pondok Pesantren Al Hidayah Tarbiyah Islamiah Muara Labuh
telah berdiri sejak zaman penjajahan dan masih eksis sampai sekarang. Walaupun
dihadapi dengan berbagai masalah-masalah seperti peperangan dan bencana alam.
Pondok Pesantren ini mempunyai visi
mencetak kader ulama intelektual yang mampu menguasai kitab kuning, dan
berbasiskepada Adat Basandi Syara Syara Basandi Kitabullah. (bs)