![]() |
Pelepasan ikan bilih hasil konservasi yang dilakukan di Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) PT Semen Padang di Danau Diatas, Alahan Panjang |
Solok, --Setelah sekitar 45 hari melakukan ujicoba, akhirnya sebanyak 1.500 ekor ikan bilih dilepas ke dalam Danau Diatas, Alahan Panjang, Kabupaten Solok, Kamis (16/1). Ikan bilih ini merupakan hasil konservasi yang dilakukan di Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) PT Semen Padan dari spesies ikan endemik yang terancam punah di Danau Singkarak.
Direktur Keuangan dan Umum PT Semen Padang, Oktoweri, mengatakan
pelepasan ikan bilih ke Danau Diatas merupakan bagian dari komitmen PT Semen
Padang terhadap tanggung jawab sosial dan lingkungan. Menurutnya, selain
memberikan kontribusi terhadap pelestarian ekosistem, program ini juga
bertujuan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.
"Kami berharap ikan bilih yang kami lepaskan di Danau
Diatas dapat berkembang biak dengan baik, serta memberikan manfaat ekonomi bagi
masyarakat dan nelayan di sekitar danau. Ikan bilih dapat menjadi sumber daya
alam yang bernilai tinggi, selain dapat meningkatkan daya tarik wisata dan
mendukung ketahanan pangan lokal," ujar Oktoweri.
Ikan bilih diketahui memiliki potensi reproduksi yang luar
biasa. Satu ekor ikan bilih betina dapat menghasilkan hingga 5.000 telur, dan
dengan 800 ekor ikan betina dari 1.500 ekor yang dilepas, diperkirakan jumlah
ikan bilih yang berkembang biak akan mencapai lebih dari 4 juta ekor.
"Kami berharap upaya konservasi ini dapat memberikan
dampak positif bagi ekonomi masyarakat. Seiring berkembangnya populasi ikan
bilih, diharapkan hasil tangkapan nelayan akan semakin melimpah,"
tambahnya.
Sebelumnya, PT Semen Padang juga telah melepas sekitar
16.000 ekor ikan bilih hasil konservasi ke Danau Singkarak, yang merupakan
habitat asli ikan bilih. Namun, kali ini perusahaan memilih Danau Diatas
sebagai lokasi baru untuk memperkenalkan ikan bilih. Pemilihan ini didasarkan
pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Universitas Bung Hatta yang
menunjukkan bahwa Danau Diatas memiliki kondisi yang mendukung untuk
pengembangan ikan bilih.
Pelepasan ikan bilih di Danau Diatas, Alahan Panjang ini
juga dihadiri Komisaris PT Semen Padang Khairul Jasmi, Kepala Unit CSR PT Semen
Padang Ilham Akbar, serta Staf Ahli Bidang Ekonomi Pembangunan Kabupaten Solok,
Eva Nasri, dan Guru Besar Universitas Bung Hatta, Prof. Hafrijal Syandri.
Prof. Hafrijal Syandri, Guru Besar Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta, menjelaskan bahwa sebelum pelepasan ikan
bilih ke Danau Diatas, pihaknya telah melakukan penelitian mendalam terkait
kondisi dan potensi danau tersebut. Penelitian tersebut tidak hanya mencakup
analisis pH air, tetapi juga faktor ekologi lainnya seperti ketersediaan pakan
dan relung pakan yang dapat dimanfaatkan oleh ikan bilih tanpa bersaing dengan
ikan lain yang ada di danau.
"Sejak 1,5 bulan lalu, kami telah mencoba melepas
sekitar 200 ekor ikan bilih ke dalam keramba di Danau Diatas untuk memantau
perkembangannya. Hasilnya, ikan bilih tersebut mampu beradaptasi dengan baik,
dengan tingkat kematian yang sangat rendah, yakni kurang dari 5 persen. Hal ini
menunjukkan bahwa Danau Diatas memiliki kondisi yang sangat mendukung bagi
kelangsungan hidup ikan bilih," jelas Prof. Hafrijal.
Selain dari sisi penelitian, PT Semen Padang dan Universitas
Bung Hatta juga bekerja sama untuk mengembangkan metode budidaya ikan bilih
yang berkelanjutan, dengan memanfaatkan teknologi dan pengetahuan lokal.
"Upaya konservasi ikan bilih ini sangat penting karena
ikan bilih tidak hanya memiliki nilai ekologis yang tinggi, tetapi juga nilai
ekonomis. Oleh karena itu, kami sangat serius dalam memastikan agar program
konservasi ini berjalan dengan efektif dan memberikan manfaat jangka
panjang," tambah Oktoweri.
Staf Ahli Bidang Ekonomi Pembangunan Kabupaten Solok, Eva
Nasri, mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh PT Semen Padang dan Universitas
Bung Hatta dalam upaya konservasi ikan bilih. Ia berharap, dengan keberhasilan
pelepasan ikan bilih ke Danau Diatas, dapat membuka peluang bagi konservasi di
danau-danau lainnya yang ada di Kabupaten Solok.
"Kami sangat
mendukung langkah ini. Kabupaten Solok memiliki lima danau, dan jika Danau
Diatas ini berhasil menjadi habitat yang baik untuk ikan bilih, kami berharap
PT Semen Padang juga dapat mempertimbangkan untuk menjadikan danau-danau
lainnya sebagai habitat baru bagi ikan bilih," ujar Eva.
Eva juga menyoroti pentingnya menjaga kelestarian ekosistem
di Danau Diatas. Belakangan ini, banyak ditemukan kegiatan reklamasi yang
berpotensi merusak ekosistem danau.
"Melalui pelepasan ikan bilih ini, Pemkab Solok juga
berupaya untuk menjaga dan melestarikan ekosistem Danau Diatas. Kami akan terus
memantau dan melakukan langkah-langkah untuk mengantisipasi kerusakan yang
lebih lanjut," tutup Eva. (bs)