![]() |
Pihak keluarga yang mendatangi RS Bhayangkara Padang memastikan potongan tubuh yang ditemukan di sepanjang aliran Batang Anai |
Padang, --Rumah Sakit Bhayangkara Padang mendadak diselimuti suasana haru dan ketegangan. Tangis pecah tak tertahankan ketika sejumlah keluarga dan kerabat yang mengaku jika potongan tubuh tersebut merupakan keluarganya. SA, perempuan berusia 23 tahun yang telah dinyatakan hilang selama empat hari terakhir.
Bagi keluarga, membuat mereka yakin cincin di jari potongan
tangan korban. Putri Wulan, salah satu sahabat dekat korban, tak kuasa menahan
tangis ketika melihat potongan tubuh yang disimpan di RS Bhayangkara. Sebuah cincin perak dengan ornamen unik, yang
melingkar kaku di jari potongan tangan korban.
“Itu cincin dia... hanya dia yang punya. Cincin itu
dipesannya khusus, tidak ada yang sama. Saya yakin itu dia,” ujar Wulan, di RS
Bhayangkara.
Menurut keterangan Wulan, malam terakhir mereka
berkomunikasi adalah Sabtu malam, saat korban mengutarakan rencana mengajukan
pinjaman bank sebesar Rp 20 juta. Uang itu, kabarnya dibutuhkan untuk membantu
seorang teman yang hingga kini belum diketahui identitasnya.
"Dia sempat pinjam surat BPKB dari temannya. Setelah
itu, tidak bisa dihubungi lagi," ujar Wulan.
Sejak malam itu, ponselnya tidak aktif. Keluarga dan sahabat
mulai resah dan mencari ke berbagai tempat, namun nihil. Hingga kabar temuan mayat termutilasi di
sepanjang aliran Sungai Batang Anai, dengan potongan tubuh yang ditemukan di
lokasi berbeda berbeda menyebar ke media sosial dan berita.
Potongan tubuh yang telah ditemukan disimpan di RS
Bhayangkara Padang, menunggu hasil autopsi dan tes DNA guna memastikan
identitas korban secara ilmiah. Meski ada pengakuan dari pihak keluarga,
penyidik tetap menunggu konfirmasi medis.
“Kami belum bisa pastikan. Identifikasi korban menunggu
hasil autopsi,” kata Kasat Reskrim Polres Padangpariaman, Iptu AA Reggy.
Reggy menyebut telah ada beberapa warga yang datang dan
mengaku kehilangan anggota keluarga. Semua informasi ditampung dan sedang
dicocokkan dengan data forensik.
“Kami ingin bekerja berdasarkan fakta. Siapa pun yang merasa
kehilangan, kami imbau datang untuk membantu proses identifikasi,” ungkapnya.
(bs)