![]() |
Rektor UNAND Efa Yonnedi saat memberikan sambutan pada kegiatan peresmian Pojok Statistik Universitas Andalas sekaligus kuliah umum yang menghadirkan Kepala BPS RI, Amalia Adininggar Widyasanti. |
Rektor Efa Yonnedi Dorong Sinergi Data untuk Riset, Kebijakan, dan Kesejahteraan Petani Gambir
Padang, – Universitas Andalas (UNAND) bersama Badan Pusat Statistik (BPS) meresmikan Pojok Statistik Universitas Andalas sekaligus menggelar kuliah umum bertema “Menelisik Sumber Pertumbuhan Ekonomi Indonesia”, Rabu (24/9).
Kegiatan ini menghadirkan Kepala BPS RI, Amalia Adininggar Widyasanti, yang memberikan pencerahan terkait metodologi perhitungan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang baru-baru ini tercatat sebesar 5,12 persen.
Rektor Universitas Andalas, Efa Yonnedi, Ph.D, dalam sambutannya menegaskan bahwa kehadiran Pojok Statistik menjadi tonggak penting bagi sivitas akademika.
“Dengan adanya Pojok Statistik, dosen dan mahasiswa dapat lebih mudah mengakses data resmi tanpa harus ke kantor BPS. Ini akan memperkuat penelitian dan efisiensi pembelajaran di UNAND,” ujarnya pada kegiatan yang dilaksanakan di Gedung Convention Hall, Kampus Limau Manis tersebut.
Rektor UNAND juga memperkenalkan sejumlah bentuk kerja sama konkret dengan BPS, di antaranya dalam hal Program RPL (Rekognisi Pembelajaran Lampau) dan Alih Jenjang untuk pegawai BPS, riset terapan bersama antara pakar UNAND dan BPS dan Short Course: Statistics dan Data Sciences untuk dunia usaha, akademisi, dan pemerintah.
Efa menegaskan, kolaborasi dengan BPS tidak hanya bermanfaat untuk dunia akademik, tetapi juga berkontribusi nyata bagi pembangunan bangsa berbasis data sahih.
“UNAND dan BPS adalah mitra strategis. Melalui Pojok Statistik ini, kami berharap riset dan kebijakan semakin berbasis data, serta memberi dampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat, khususnya di Sumatera Barat,” ungkapnya.
UNAND Dorong Statistik Gambir
Rektor UNAND Efa Yonnedi dalam sambutannya pada kegiatan yang dihadiri Kepala BPS Sumbar dan BPS 19 kabupaten/kota di Sumbar tersebut juga menyoroti potensi pengembangan Statistik Gambir sebagai data khas Sumatera Barat.
Ia menegaskan pentingnya data yang akurat untuk memperkuat posisi Sumatera Barat sebagai pemasok utama gambir dunia. Meski memasok hingga 80 persen kebutuhan global, nasib petani gambir dinilai masih jauh dari sejahtera.
“Meskipun 80 persen suplai gambir dunia berasal dari Sumbar, para petani tidak memiliki daya tawar. Berapa pun harga yang ditetapkan, mereka tetap menjual karena tidak ada pilihan lain,” jelasnya.
UNAND telah berupaya berkontribusi melalui hilirisasi gambir. Ada 65 Paten Dosen UNAND terkait gambir dan hilirisasinya, salah satunya adalah inovasi tinta merah putih yang diproduksi pada Pemilu 2024. Produk ini memanfaatkan ekstrak gambir dan berhasil diproduksi lebih dari 1 juta botol, digunakan di sekitar 60 persen TPS di Indonesia.
“Ini bukti bahwa riset perguruan tinggi bisa langsung berdampak. Namun, tanpa data yang efisien, kesejahteraan petani tetap sulit dicapai,” tambah Efa.
Ia menegaskan, inilah pentingnya kolaborasi dengan BPS. UNAND mendorong adanya Statistik Gambir yang bisa mencakup data harga, rantai distribusi, produktivitas, hingga pola ekspor. Data tersebut diyakini akan menjadi basis kebijakan yang lebih berpihak pada petani.
Selain itu, UNAND baru saja meluncurkan Program Studi Statistika dan Data Science, yang diharapkan menjadi wadah akademis untuk penguatan literasi data.
“Kami ingin membangun networking global bersama BPS, agar Universitas Andalas terhubung dalam jaringan big data internasional. Dengan begitu, kita tidak hanya kuat di level lokal, tapi juga berdaya di tingkat global,” harapnya.
Kepala BPS Resmikan Pojok Statistik ke 168 di UNAND
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) RI, Amalia Adininggar Widyasanti menegaskan pentingnya peran Pojok Statistik dalam mendukung dunia akademis.
“Saat ini kami sudah memiliki dan membuka 167 Pojok Statistik di berbagai kampus di Indonesia. Hari ini bertambah satu lagi di Universitas Andalas, sehingga total menjadi 168,” ujar Winny saat kegiatan kuliah umum dan peresmian Pojok Statistik Universitas Andalas (UNAND).
Menurutnya, kehadiran Pojok Statistik bukan hanya simbol kerja sama antara BPS dan perguruan tinggi, melainkan wadah strategis bagi mahasiswa, dosen, dan peneliti untuk mengakses data resmi yang akurat dan terpercaya.
“Dunia akademis sangat membutuhkan data berkualitas untuk riset dan pengambilan kebijakan. Pojok Statistik hadir menjawab kebutuhan itu,” tegasnya.
Ia berharap, dengan terbukanya akses data di kampus, penelitian-penelitian yang dihasilkan akan semakin relevan dengan kebutuhan pembangunan nasional dan daerah. Selain itu, Pojok Statistik juga diharapkan melahirkan generasi muda yang lebih melek data.
“Kami ingin mahasiswa terbiasa dengan data sejak dini. Pojok Statistik menjadi pintu masuk agar dunia akademis dan dunia kebijakan sama-sama berbicara dengan basis data, bukan asumsi,” tutupnya. (bs)