![]() |
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) saat menyampaikan kuliah umum di Convention Hall Universitas Andalas (Unand), Selasa (30/9). |
Padang,– Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Indonesia, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mengingatkan masyarakat Sumatera Barat untuk terus meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana. Mitigasi bencana harus dijadikan budaya nasional.
Hal ini disampaikan Menteri AHY saat menyampaikan kuliah umum pada kegiatan The 3rd International Conference on Disaster Mitigation and Management (ICDMM) di Convention Hall Universitas Andalas (Unand), Selasa (30/9).
“Gempa 2009 adalah pelajaran penting. Kita harus memiliki daya tahan terhadap bencana, termasuk dengan menyiapkan infrastruktur yang berkelanjutan,” ujar AHY dalam kuliah umum bertema Building Resilient and Sustainable Indonesia.
Dalam paparannya, AHY mengangkat tiga agenda utama yang harus menjadi perhatian Indonesia ke depan: megatrend global, tantangan kebencanaan, dan pembangunan infrastruktur berkelanjutan.
Menurutnya, dunia kini menghadapi tren global berupa aging population di sejumlah negara, sementara Indonesia tengah berada pada fase bonus demografi. “Sumber daya manusia harus menjadi aset utama dalam menjawab tantangan ini,” jelas putra Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono itu.
AHY juga menyoroti kerentanan Indonesia terhadap bencana alam. Selain gempa, gunung api, dan tsunami, Indonesia juga menghadapi ancaman kelangkaan pangan serta dampak perubahan iklim seperti gelombang panas, badai, hingga kenaikan muka air laut.
“Masih banyak bangunan di Indonesia yang belum tahan gempa, bahkan di beberapa daerah terjadi penurunan tanah akibat penggunaan air tanah berlebihan. Karena itu, mitigasi harus berbasis edukasi masyarakat, simulasi, penyediaan stok logistik, dan kolaborasi dengan lembaga internasional,” tegasnya.
AHY menekankan bahwa pembangunan infrastruktur nasional ke depan tidak boleh dilakukan dengan pola lama. “Infrastruktur Indonesia harus ramah lingkungan, cerdas, dan tahan bencana. Kita tidak boleh tertinggal,” katanya.
Ia menambahkan, pemerintah telah melakukan berbagai langkah mitigasi, mulai dari pemetaan risiko (hazard mapping), peningkatan kesiapsiagaan masyarakat, penyediaan logistik di daerah rawan seperti Mentawai, hingga pemulihan pascabencana dengan prinsip build back better.
Dalam kesempatan itu, AHY juga mengapresiasi langkah Unand yang telah menyiapkan ratusan hektare lahan sebagai kawasan mitigasi akhir bagi warga Kota Padang. “Ini contoh nyata kontribusi perguruan tinggi dalam memperkuat ketahanan bangsa,” ujarnya.
Rektor Unand, Efa Yonnedi, Ph.D., menyambut baik kehadiran AHY. “Alhamdulillah, dalam sepuluh hari terakhir Unand mendapat kehormatan dikunjungi tiga menteri. Kehadiran Menko AHY menegaskan peran penting Unand dalam isu strategis mitigasi bencana,” katanya.