Hamparan lahan pertanian di Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, |
Solok,--Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) takjub dengan kesuburan lahan yang terdapat di Kabupaten Solok. Pasalnya di sepanjang jalan yang dilaluinya menuju lokasi panen raya di Jorong Rimbo Data, Nagari Sungai Nanam, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, Rabu (14/6) siang, terlihat hamparan hijau berbagai komoditas pertanian.
Bentuk dukungannya, terhadap kemajuan pertanian dalam menghadapi perubahan iklim yang terjadi saat ini , ia minta di Kabupaten Solok mengembangan integrated farming kawasan hortikultura.
“Hadirkan konsepsi integrated farming. Jadi macam-macam jenis pertanian yang didorong dalam satu kawasan konsepsi yang tertata,” sebut Mentan SYL dalam peninjauannya pada rangkaian kegiatan Penas Tani KTNA XVI Tahun 2023 di Sumbar yang telah berlangsung dari 10 Juni lalu, dan berakhirnya Kamis 15 Juni ini.
Ia mengatakan, konsep pertanian terpadu ini sangat dibutuhkan tidak hanya Sumatera Barat, tapi untuk negara menghadapi climate change (perubahan iklim)
“El Nino tak usah ragu, air tak pernah surut,” ungkapnya Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) saat panen bawang merah didampingi Gubernur Sumbar Mahyeldi, dan Bupati Solok, Epyardi Asda dan sejumlah pejabat di Kementerian Pertanian tersebut.
Ia menyambut baik tanam dan panen raya bawang merah di Kabupaten Solok ini sebagai perwujudan keberhasilan petani.
“Saya kagum dengan langkah agresif Pak Gubernur dan Bupati yang mendorong petani optimalisasi lahan. Saya kagum langkah di Solok yang begitu cepat. Dalam dua tahun bisa mengimbangi petani di Jawa,” ungkapnya.
Ia menegaskan panen ini memberikan harapan besar bagi ketersediaan dan kecukupan bawang merah Indonesia yang pada saat-saat hari besar terjadi kelangkaan.
“Selain itu, ini juga sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk membangun dan memperkuat sentra baru di luar Pulau Jawa yang diharapkan dapat segera berproduksi memenuhi kebutuhan nasional,” jelasnya.
Ia menjelaskan untuk menghasilkan pengembangan bawang merah yang baik, perlu didukung dengan ketersediaan benih dalam jumlah yang cukup, waktu yang tepat dan mutu yang baik.
“Maka dari itu, penangkar dan produsen benih harus mempersiapkan kebutuhan benihnya,” terangnya.
Ia menyampaikan, upaya perlindungan tanaman melalui gerakan pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan secara ramah lingkungan menjadi peran penting dari awal penanaman untuk meningkatkan produktivitas dan upaya usaha tani yang aman konsumsi dan berkelanjutan.
Gubernur Sumbar Mahyeldi, dan Bupati Solok, Epyardi Asda di Sungai Nanam , Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaen Solok , Rabu (14/6) |
Dalam kunjungan ini, Mentan SYL juga ikut menyaksikan proses penjemuran bawang merah sebelum bawang tersebut diserahkan ke pengepul.
Puluhan ibu rumah tangga di Sungai Nanam terlihat sedang memilah milah dan membersihkan bawang yang usai dijemur.
"Ini penghasilannnya beberapa perhari, berapa banyak yang bisa dikerjakan dalam sehari," tanya Mentan.
Di Rimbo Data, Nagari Sungai Nanam tersebut, selain hamparan pertanian bawang juga terlihat tanaman cabai, kendang ditanami warga masyarakat setempat.
Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian, Prihasto Setyanto menambahkan pendampingan budidaya bawang merah telah dilakukan pada lahan seluas 12.000 hektar di Nagari Sungai Nanam, Kecamatan Lembah Gumanti Kabupaten Solok.
“Luas tanam bawang merah Solok bertambah pesat dari semula 5.000 hektar di tahun 2016 kini mencapai 12.000 hektar,” jelasnya.
Ia menyebutkan, produksi bawang merah di Kabupaten Solok tahun 2022 lalu mencapai 188.563 ton, menembus ranking 3 Nasional setelah Brebes dan Nganjuk.
“Sekitar 1.000 hektar bawang merah rutin dipanen setiap bulan dan dalam 2 minggu lagi ada panen juga untuk membantu pengamanan pasokan Idul Adha,” sebutnya.
Prihasto menuturkan lahan bawang merah di Solok memiliki keunggulan dibanding daerah lain.
“Karakteristik lahan rata-rata berupa lahan miring dan berlereng, dimana tanahnya subur, air cukup tersedia dan intensitas panas mataharinya juga cukup sehingga cocok untuk pertumbuhan bawang merah sehingga mampu berproduksi sepanjang tahun,” bebernya.
Ia mengungkapkan, saat ini Solok telah memiliki varietas yang telah terdaftar di Kementerian Pertanian bernama Solok Sumbar Sakato, terbukti adaptif dan memiliki produktivitas yang relatif tinggi.
“Setiap bulan, sekitar 1.000 hektar rutin panen bawang merah di Solok ini. Dua minggu lagi ada panen juga untuk membantu pengamanan pasokan Idul Adha akhir bulan Juni nanti,” ucapnya.
Lebih lanjut Prihasto menyebutkan Kementan hampir setiap tahun mengalokasikan bantuan untuk mendukung pengembangan hortikultura di Kabupaten Solok.
“Alokasi bantuan kawasan bawang merah tahun 2023 ini seluas 83 hektar dan bawang putih 20 hektar,” ungkapnya.
Ia menambahkan, selain itu adapula bantuan sarana pascapanen, sarana pengolahan, prasarana pascapanen serta sarana produksi pengembangan florikultura dan durian.
“Tahun lalu juga kita fasilitasi bantuan kentang,” tambahnya.
Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Solok, Miharta mengatakan pengembangan bawang di Solok dilakukan dengan intensif.
“Solok merupakan Kabupaten sentra yang dapat menanam bawang merah sepanjang tahun dengan rata-rata pertanaman 900-1.000 ha per bulan akan tetapi masih terdapat kekurangan dalam penanganan pascapanen,” jelasnya
“Petani Solok melakukan pertanaman bawang 2 hingga 4 kali setahun dan sekali panen bawang menghasilkan 13 ton perhetarenya,” ungkap Miharta. (bs)