Maryam Damim Naaman, jemaah tertua kloter Embarkasi Padang bersama Kepala Kanwil Kemenag Sumbar H Helmi dan Suske Khairati Syahruddin, sebelum pemberangkatan menuju tanah suci, Kamis (15/6) |
Maryam Damim Naaman , menjadi salah satu jemaah lansia dari rombongan Jemaah Calon Haji (JCH) Kloter 11 Embarkasi Haji Padang akan diberangkat haji, Kamis (16/6) malam, pukul 21.50 WIB dari Bandara Internasional Minangkabau (BIM) menuju Bandara Internasional King Abdul Aziz di Jeddah, Arab Saudi.
Perempuan yang lahir jauh sebelum kemerdekaan Indonesia merdeka, tak seperti usianya. Ia berjalan dengan kokoh, pendengaran dan matanya juga tidak bermasalah. Bicaranya masih lantang, untuk bercerita sekilas kisah hidupnya.
Dilihat sekilas, bukan ia yang menjadi jemaah tertua dalam rombongan yang dilepas secara resmi Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Agama Padang Sulem Ahmad didampingi Kepala Kanwil Kemenag Sumbar, Helmi, Kamis (15/6) di Asrama Haji Tabing Padang tersebut.
Bahkan untuk mencarinya usai jemaah hendak meninggalkan aula tersebut, untuk diwancarai terpaksa menggunakan alat pengeras suara yang ada dalam ruangan itu.
Maryam, jemaah haji asal Kota Payakumbuh ini mendaftar haji sejak tahun 2011. Saat ini ia tergabung dalam jemaah kloter 11 Embarkasi Padang yang berjumlah 392 orang. Terdiri dari jemaah yang berasal dari Kota Payakumbuh 236 orang, Kota Padang 75 orang dan Bengkulu 74 orang ditambah 3 PHD dan 5 petugas Kloter.
Perempuan kelahiran 16 April 1934 menyampaikan sudah beberapa tahun tertunda keberangkatannya. Pertama karena pandemi Covid-19 melanda waktu itu, sekitar dua tahun tak ada pemberangkatan jemaah haji dari Indonesia.
Kemudian di tahun 2022 lalu, meskipun Covid-19 mulai mereda, jemaah haji Indonesia telah kembali diberangkat, namun kebijakan syarat usia jemaah haji dibawah 65 tahun membuatnya juga tidak bisa berangkat haji.
Akhirnya tahun ini ia terpilih menjadi satu dari 4.613 orang jemaah haji Sumbar tahun 2023, sebanyak 1.999 orang diantaranya jemaah lansia.
“Alhamdulillah pada tahun ini panggilan itu datang,” jelas perempuan asal Nagari Kumango, Kecamatan Sungai Tarab, yang sudah lama merantau di Payakumbuh ini saat diwawacarai wartawan dan Humas Kanwil Kemenag Sumbar.
Ia berangkat ke tanah suci ini perdana dan tidak ada yang mendampingi. Tidak ada persiapan khusus yang dilakukannya, semuanya diserahkan kepada Allah.
“Mudah-mudahan Allah menolong, dan melancarkan semuanya,” ungkap Maryam singkat.
Untuk keberangkatan haji ini, ia menyisihkan sedikit demi sedikit hasil usahanya bersama suaminya membuat gubah masjid, dan gonjong rumah gadang.
Pekerjaan ini sudah turun temurun keluarganya, dimulai dari ayahnya, kemudian ia dan suami, bahkan sekarang salah seorang anaknya juga mengeluti pekerjaan yang sama.
“Dulu kalau orang yang membuat gonjong, orang tahunya Toko Kanso. Inilah pencarian kebanyakan orang Kumango, tapi sekarang tak banyak. Usaha membuat gonjong ini dari orangtua laki-lakinya, kemudian dilanjutkan bersama suami. Alhamdulillah, sampai saat ini kami masih dengan usaha yang sama,” jelas Maryam menceritakan.
Dengan usaha itu juga Maryam dan suaminya menyekolahkan kelima anaknya, tidak hanya lulus SLTA bahkan ada yang lulus sarjana.
Anak yang pertamanya tamatan SPG (Sekolah Pendidikan Guru) di tahun 1983, kemudian diangkat menjadi guru SD di tahun 1984. Anak keduanya tamat di SMA Bukit Sitabuah, yang ketiga tamatan Politani Payakumbuh, anak ke empatnya buka usaha menjahit. Sekarang melanjutkan usaha membuat gonjong dan gubah adalah anak keduanya.
“Saat anak semuanya sudah menikah. Tahun 2011 lalu saya mendaftar. Suaminya mengizinkan. Saat ini saya mengajak suami ikut mendaftar, beliau belum mau. Dengan berhemat dan berangsur-angsur dengan menyisihkan sedikit uang akhirnya bisa melunasinya,” jelasnya.
Sebenarnya untuk berangkat haji ini sudah menjadi keinginannya Maryam cukup lama. Saat usianya masih 15 tahun, tahun 1947 ia membaca bagian dari BAB Menteri Agama tentang haji, rasa ingin untuk mengetahui bentuk Makkah dan hajar aswad itu mulai tercantum dalam hatinya.
“Namun karena kedaaan dan kondisi ekonomi orangtuanya saat itu masih belum memungkinkan niatnya untuk tersampaikan. Alhamdulillah saat ini diberikan kemudahan, dan bisa ikut berangkat haji,” sebut Maryam yang kesehariannya juga ikut menjahit bersama anaknya.
Tuhan berikan kemudahan, Maryam dipertemukan dengan Suske Khairati Syahruddin, sesama perantau dari Tanahdatar yang juga tinggal di Payakumbuh untuk berangkat bersama satu regu di Kloter 11 Embarkasi Padang.
Suske yang berangkat bersama suaminya inilah yang ikut mendampinginya selama perjalanan di tanah suci nanti, selain ada petugas haji yang siap melayani, khususnya jemaah lansia pada musim haji tahun ini.
“Mulai mengetahui kalau sama-sama merantau di Payakumbuh, saat sudah manasik haji. Ternyata kita sama-sama dari Tanahdatar,” sebut Suske yang suaminya yang juga ketua di regu tersebut juga mengizinkannya untuk nantinya menemani nenek Maryam ini.
Rombongan jemaah haji Kloter 11 Embarkasi Padang dilepas secara resmi, Kamis (15/6) |
Kepala Kanwil Kemenag Sumbar H Helmi yang ikut mendampingi saat jemaah tertua di kloter 11 Embarkasi Padang ini diwawancai.
Ia mengingatkan jemaah haji Sumbar yang berangkat haji tahun ini untuk menjaga kesehatannya, sebab suhu udara panas di Arab Saudi yang terus meningkat, terutama para lansia. Di Sumbar dari 4.613 kuota haji di tahun ini, 1.999 diantaranya merupakan jamaah lansia.
“Kita mengimbau jemaah tidak memaksakan diri dalam menjalankan ibadah sunah. Utamakan ibadah wajib, cuaca disana sedang panas perlu membatasi aktifitas sunah saat siang hari," sebutnya menyampaikan pesan kepada jemaah kloter 11 yang dilepas secara resmi kemarin.
" Misalnya pada waktu siang, untuk salat zuhur, dan ashar, kalau tidak memungkinkan tak usah keluar hotel. Untuk Magrib, Isya, Subuh, mungkin bisa. Terpenting itu utamakan ibadah yang wajib dulu,” tambahnya.
Ia ingatkan jemaah untuk tetap menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh. Kurangi kegiatan lain yang akan menguras tenaga.
"Beribadah sesuai kemampuan diri sehingga pelaksanaan ibadah haji, terutama pada masa Arafah, Muzdalifah, dan Mina dapat berjalan dengan baik dan lancar,” ungkapnya.
Ia berharap seluruh jemaah dari Embarkasi Padang yang telah diberangkatkan diberian kesehatan dan kemudahan dalam menjalankan ibadahnya. Semoga para tamu Allah ini perjalanannya dimudahkan.
”Kalau pergi kemana-mana jangan sendirian, tapi bergabung dengan jemaah masing-masing regu, atau kloter. Kita disana ada mobil salawat, jadi kalau misalnya jaraknya jauh jangan memaksakan jalan kaki,” ungkapnya.
Sebelum pemberangkatan 392 orang jemaah dari kloter 11 ini, Embarkasi Padang sudah memberangkatkan 10 kloter, dengan jumlah jemaah 3.928 orang. Totalnya embarkasi Padang akan memberangkatkan 17 kloter.
Selain jemaah dari Sumbar, juga memberangkatkan jemaah Bengkulu. Dari 10 kloter yang sudah di tanah suci, 6 kloter jemaah Sumbar, 4 kloter Bengkulu yang merupakan embarkasi antara dan tidak diinapkan di Asrama Haji. (*/bs)