![]() |
Wagub Sumbar Nasrul Abit saat menyalurkan bantuan untuk warga korban abrasi di Desa Tuapejat, Kabupaten Kepulauan Mentawai |
Mentawai,--Wakil Gubernur Sumatera Barat, Nasrul Abit meninjau langsung masyarakat terdampak abrasi di pinggir Pantai Desa Tuapejat Sipora Utara, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Rabu (3/6).
Ia mengimbau warga tidak perlu khawatir, karena pemerintah sudah menyiapkan anggaran untuk menangani persoalan tersebut.
"Saya berharap warga disini bersabar, nanti kita data. Rumah warga yang rusak terkena abrasi kita akan cari jalan solusinya," kata Nasrul Abit kepada warga dalam kunjungan tersebut.
Ia menyampaikan, secara aturan masyarakat dilarang untuk membangun rumah di tepi pantai. Namun karena masyarakat kebanyakan nelayan, apalagi mereka sudah lama tinggal disini sehingga kawasan pesisir pantai masih menjadi lokasi pilihan untuk berkumim.
"Kalau mau merelokasi pemukiman masyarakat, Pemkab Mentawai harus mengkaji lebih matang lagi.
Masyarakat tak usah risau kehilangan rumah, InsyaAllah pemerintah akan hadir," katanya.
Berdasarkan data BPBD Mentawai, akibat hantaman gelombang badai yang terjadi beberapa waktu yang lalu di Desa Tuapejat ada 3 unit rumah yang rusak berat dan 2 unit yang rusak sedang.
Dalam kunjungan tersebut terlihat masyarakat setempat membuat tanggul penahan ombak dengan mengunakan karung berisikan pasir. Namun Wagub Sumbar masih merasa khawatir tanggul yang dibuat warga tidak mampu menahan amukan ombak.
"Ombak Mentawai sangat besar dan tinggi. Kami berharap Pemkab Mentawai dapat memasang bronjong untuk mencegah amukan ombak," katanya.
Wagub Sumbar bersama BPBD Mentawai tak hanya memberikan pemahaman pada warga yang terkena abrasi untuk bisa pindah dari pinggir pantai ke tempat yang lebih aman. Tapi juga memberikan bantuan pada warga korban abrasi.
"Tentunya pemerintah juga harus disesuaikan juga dengan mata pencarian masyarakat tersebut, yaitu nelayan," katanya.
Sementara itu salah satu korban abrasi pantai Ningsih (34) janda dua orang anak, menyampaikan keinginannya untuk pindah dari bibir pantai tersebut.
"Saya mau pindah pak Wagub, tapi bagaimana dengan kehidupan saya. Kami ini nelayan pak, tiap hari mencari ikan buat makan," katanya dengan mata berkaca kaca.
Umar (46) nelayan asal Pariaman menyampaikan keinginannya untuk pindah dari bibir pantai tersebut. Asalkan tidak jauh dari pantai, karena pantai adalah kehidupannya bersama keluarga.