Setelah 10 Hari Diam, Gunung Marapi Kembali Erupsi - Sumbar19.com | Mewartakan Dari Penjuru 19 Daerah
arrow_upward

Setelah 10 Hari Diam, Gunung Marapi Kembali Erupsi

Senin, 05 Februari 2024, 19.16 WIB

Agam,--Setelah sempat tidak bereaksi sama selama sepuluh hari terakhir, Gunung Marapi  kembali mengalami erupsi pada Senin (5/2) sore. Ini  menjadi letusan pertama pada Februari 2024. Hingga saat ini, tercatat 140 kali letusan terjadi dan 861 hembusan terjadi pada Gunung Marapi yang berada  di Kabupaten Agam dan Tanahdatar tersebut.Wali Nagari Bukik Batabuah Firdaus mengatakan letusan didahului dengan suara gemuruh yang jelas didengar oleh warga di sekitar kaki gunung di Kecamatan Candung dan Sungai Puar, Kabupaten Agam."Ini menjadi letusan pertama Gunung Marapi di bulan Februari. Sebelumnya Gunung Marapi  terakhir meletus pada 24 Januari 2024," sebutnya.Tinggi kolom letusan tak teramati dari Bukittinggi karena tertutup awan tebal. Meski demikian di sejumlah daerah dekat gunung, kolom abu letusan terlihat cukup besarPetugas Pemantau Gunung Api (PGA) Marapi Ahmad Rifandi mengatakan, tinggi kolom abu pada letusan kali tidak termati. Erupsi terjadi pada pukul 15:16 WIB namun tinggi denga erupsi terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 30.1 mm dan durasi kurang lebih 1 menit 29 detik."Erupsi terakhir Marapi periode yang dimulai sejak 3 Desember 2023 lalu terjadi pada 24 Januari 2024, dan erupsi kembali hari ini," terangnya.Masyarakat dilarang mendekati kawah 4,5 Km dari puncak. Dia mengatakan, saat ini Gunung Marapi berada pada Status Level III (Siaga).Masyarakat di sekitar Gunumg Marapi dan pendaki atau wisatawan dilarang memasuki dan tidak melakukan kegiatan di dalam wilayah radius 4.5 km dari pusat erupsi (Kawah Verbeek) G. Marapi.Kemudian, masyarakat yang bermukim di sekitar lembah, aliran atau bantaran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar saat musim hujan."Jika terjadi hujan abu maka masyarakat diimbau untuk menggunakan masker penutup hidung dan mulut untuk menghindari gangguan saluran pernapasan (ISPA), serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit. Selain itu agar mengamankan sarana air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang tebal agar tidak roboh," tuturnya.Kemudian, seluruh pihak diminta agar menjaga kondusifitas suasana di masyarakat, tidak menyebarkan narasi bohong (hoaks), dan tidak terpancing isu-isu yang tidak jelas sumbernya. Masyarakat harap selalu mengikuti arahan dari Pemerintah Daerah.Selanjutkan kepada Pemerintah Daerah Kota Bukittinggi, Kota Padangpanjang, Kabupaten Tanahdatar, dan Kabupaten Agam agar senantiasa berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung atau dengan Pos Pengamatan G. Marapi di Jl. Prof. Hazairin No.168 Bukit Tinggi untuk mendapatkan informasi langsung tentang aktivitas Gunung Marapi.Terakhir, masyarakat, instansi pemerintah, maupun instansi terkait lainnya dapat memantau perkembangan aktivitas maupun rekomendasi G. Marapi melaluiaplikasi android Magma Indonesia, website Magma Indonesia (www.vsi.esdm.go.id atau https://magma.esdm.go.id), dan media sosial PVMBG (facebook, twitter, dan instagram). (yr)