Tiga Daerah di Sumbar Berkeinginan Lanjutkan PSBB Untuk Menekan Penyebaran Virus Corona - Sumbar19.com | Mewartakan Dari Penjuru 19 Daerah
arrow_upward

Tiga Daerah di Sumbar Berkeinginan Lanjutkan PSBB Untuk Menekan Penyebaran Virus Corona

Minggu, 07 Juni 2020, 00.07 WIB
Kepala Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Dr. dr. Andani Eka Putra, M.Sc

Padang,--Jelang pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tahap III Provinsi Sumatera Barat berakhir pada 7 Juni ini, 15 kabupaten/kota telah menyatakan keinginannya untuk menerapkan New Normal, seperti halnya Kota Bukittinggi tak perpanjang PSBB dan memberlakukan New Normal.

Sementara Kota Padang, Kabupaten Padang Pariaman dan Kepulauan Mentawai masih ingin memperpanjang PSBB hingga tahap IV  untuk menekan penyebaran coronavirus disease (covid-19).

 Kepala Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Andani Eka Putra menilai keputusan  tiga daerah untuk memperpanjang PSBB cukup tepat. Hal ini melihat perkembangan kasus penyebaran virus Corona di Sumbar, pihaknya setuju kalau PSBB tiga daerah tersebut diperpanjang.

"Kota Padang masih bergelut dengan klaster Pasar Raya. Padang Pariaman (penyebaran) berkaitan dengan Padang, Mentawai juga,” katanya

Ia menyampaikan untuk Sumbar klaster yang masih terus berkembang berada di Kota Padang, yaitu Pasar Raya. Meski demikian, penanganan kasus Covid-19 di klaster ini cukup tergolong bagus.

"Keseluruhan kasus yang ditemukan di klaster Pasar Raya berasal dari orang tanpa gejalanya (OTG). Begitupun untuk di Sumbar, kebanyakan seluruh kasus merupakan OTG. Banyaknya OTG ditemukan positif artinya sumber penularan dapat diketahui menggambarkan penanganan cukup bagus," katanya.

Ia menyampaikan, jika menemukan ribuan OTG tidak masalah. Ini membuktikan langkah cepat  yang dilakukan Sumbar untuk memutus penularan. Sementara di pusat tidak itu, banyak kasus di rumah sakit yang tercatat.

"Apakah kasus ini mengkhawatirkan atau tidak kita belum bisa pastikan, tapi paling tidak hasilnya sejauh ini cukup menggembirakan karena kasus pasien dalam pengawasan (PDP) di Sumbar tidak terlalu banyak,” katanya.