Remaja Diminta Tetap Optimis Hadapi Pandemi Covid-19



Padang -- Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno ikut memberikan pembekalan kepara peserta Parlemen Remaja (Praja) 2020. Perkembangan penanganan Covid-19 di Sumbar menjadi materi yang disampaikannya kepada generasi muda,  pelajar SMA sederajat secara virtual dari ruang kerjanya Kantor Gubernur, Rabu (4/11).

Parlemen Remaja (Parja) merupakan event tahunan yang diselenggarakan oleh Sekretariat Jenderal DPR-RI sebagai wadah memberikan pembelajaran politik kepada generasi muda. Kegiatan ini bertujuan untuk memasyarakatkan fungsi dan peranan DPR serta memberikan pemahaman akan pembuatan kebijakan publik oleh DPR. Parja 2020 mengusung tema "Gotong-royong Menghadapi Pandemi Covid-19, Optimis Bisa".

Gubernur Irwan Prayitno mengatakan, Covid-19 datang ke dunia secara secara tiba-tiba, semua negara menjadi kewalahan. Pemerintah yang punya tanggung jawab untuk mengendalikan Covid-19 ini mengalami kesulitan karena Covid-19 datang mendadak langsung meledak dan obatnya serta vaksinnya belum ketemu sampai sekarang.

"Tentunya sebagai pemerintah kami bekerja untuk mengatasi bagaimana cara menghadapi Pandemi Covid-19 ini. Beda dengan parlemen ia tidak bekerja secara eksekutif, parlemen hanya mengawas, mengontrol semua kebijakan dari pemerintah," sebut Irwan.

Pandemi Covid-19 sangat berdampak besar terhadap ekonomi Indonesia, termasuk di provinsi Sumbar. Banyaknya orang yang menganggap Covid-19 konspirasi global berpengaruh terhadap tingginya kasus positif yang terjadi. 

"Di seluruh Indonesia masalah penanganan Covid-19 hampir sama, yakni edukasi tentang Covid-19 terhadap masyarakat kurang. Saya tidak heran terhadap hasil survei bahwa banyak masyarakat tidak percaya Covid-19," ungkapnya. 

Akibat banyaknya masyarakat yang tak percaya Covid-19 sehingga tak mematuhi protokol kesehatan. Pemerintah Sumbar menyiasati hal itu dengan menambah pengetesan (testing) spesimen.

"Semuanya masyarakat yang ikut swab test kita gratiskan. Akibatnya banyak masyarakat mengikuti swab test. Testing normal saja di Sumbar sekitar 1000 spesimen. Kini pihaknya melakukan 5.000 spesimen sehari," ucapnya.

Dalam penanganan Covid-19 di Indonesia pemerintah tidak perlu dilakukan ketentuan lockdown yang akan mengorbankan kehidupan masyarakat. Ia juga menyebutkan banyak upaya yang dilakukan pemerintah agar penyebaran virus tak meluas.

Salah satunya dengan cara Pembatasan sosial berskala Besar (PSBB) yaitu semi lockdown, boleh keluar beraktivitas tapi harus mengikuti aturan protokol Covid-19.

"Di Sumbar juga pernah PSBB selama tiga bulan yang menghabiskan biaya sekitar satu triyun lebih, untuk bantuan sosial, untuk bantuan yang terdampak, yang terkena Covid dan lain sebagainya yang menimbulkan kemiskinan bertambah dan pengangguran meningkat," jelasnya. 

Sumbar sangat beruntung memiliki Laboratorium Biomedik dari Fakultas Kedokteran Unand yang bisa memeriksa sampai dengan 5.000 lebih spesimen swab per hari. Ini prestasi luar biasa yang dilakukan laboratorium Unand. 

Tatanan kehidupan normal baru (new normal) merupakan suatu kehidupan dengan kebiasaan baru, aktifitas baru, dimana masyarakat diminta berdamai dan beradaptasi Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan secara disiplin.

"Kuncinya, ya patuh dengan protokol kesehatan. Tidak mungkin masyarakat terus-terusan berdiam diri terus di rumah. Apalagi masyarakat sudah mulai jenuh. Banyak yang mengeluh akibat PSBB perekonomian masyarakat terhambat," ungkapnya. 

Sembari menunggu vaksin Covid-19 ditemukan. Pemprov Sumbar mengeluarkan  Perda Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) yang telah diterapkan pada 10 Oktober 2020. Ternyata, memberikan dampak yang bagus untuk menekan kasus Covid-19.

"Perda Covid ini pertama kali di Indonesia yang menerapkan saksi pidana. Perda AKB ini diberlakukan supaya Sumbar dapat menekan pertumbuhan positif Covid-19, masyarakat sudah berangsur tertib menggunakan masker dan menerapkan protokol kesehatan," jelasnya. 

Berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemprov Sumbar, untuk mengatasi penyebaran virus corona. Selain itu juga melakukan sejumlah persiapan, secara bertahap fasilitas umum diaktifkan kembali. Objek wisata, perhotelan, pasar dan direncanakan dunia pendidikan juga akan diaktifkan. Asalkan kedispilinan masyarakat akan pencegahan penyebaran Covid-19 tetap dilaksanakan.

"Hal ini terus berlaku hingga vaksin Covid-19 ditemukan dan wabah benar-benar bisa dikendalikan," tutupnya.(rel) 


Gubernur Sumbar Berikan Pembekalan Peserta Parlemen Remaja 2020

Rabu, 04 November 2020 : 22.59


Remaja Diminta Tetap Optimis Hadapi Pandemi Covid-19



Padang -- Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno ikut memberikan pembekalan kepara peserta Parlemen Remaja (Praja) 2020. Perkembangan penanganan Covid-19 di Sumbar menjadi materi yang disampaikannya kepada generasi muda,  pelajar SMA sederajat secara virtual dari ruang kerjanya Kantor Gubernur, Rabu (4/11).

Parlemen Remaja (Parja) merupakan event tahunan yang diselenggarakan oleh Sekretariat Jenderal DPR-RI sebagai wadah memberikan pembelajaran politik kepada generasi muda. Kegiatan ini bertujuan untuk memasyarakatkan fungsi dan peranan DPR serta memberikan pemahaman akan pembuatan kebijakan publik oleh DPR. Parja 2020 mengusung tema "Gotong-royong Menghadapi Pandemi Covid-19, Optimis Bisa".

Gubernur Irwan Prayitno mengatakan, Covid-19 datang ke dunia secara secara tiba-tiba, semua negara menjadi kewalahan. Pemerintah yang punya tanggung jawab untuk mengendalikan Covid-19 ini mengalami kesulitan karena Covid-19 datang mendadak langsung meledak dan obatnya serta vaksinnya belum ketemu sampai sekarang.

"Tentunya sebagai pemerintah kami bekerja untuk mengatasi bagaimana cara menghadapi Pandemi Covid-19 ini. Beda dengan parlemen ia tidak bekerja secara eksekutif, parlemen hanya mengawas, mengontrol semua kebijakan dari pemerintah," sebut Irwan.

Pandemi Covid-19 sangat berdampak besar terhadap ekonomi Indonesia, termasuk di provinsi Sumbar. Banyaknya orang yang menganggap Covid-19 konspirasi global berpengaruh terhadap tingginya kasus positif yang terjadi. 

"Di seluruh Indonesia masalah penanganan Covid-19 hampir sama, yakni edukasi tentang Covid-19 terhadap masyarakat kurang. Saya tidak heran terhadap hasil survei bahwa banyak masyarakat tidak percaya Covid-19," ungkapnya. 

Akibat banyaknya masyarakat yang tak percaya Covid-19 sehingga tak mematuhi protokol kesehatan. Pemerintah Sumbar menyiasati hal itu dengan menambah pengetesan (testing) spesimen.

"Semuanya masyarakat yang ikut swab test kita gratiskan. Akibatnya banyak masyarakat mengikuti swab test. Testing normal saja di Sumbar sekitar 1000 spesimen. Kini pihaknya melakukan 5.000 spesimen sehari," ucapnya.

Dalam penanganan Covid-19 di Indonesia pemerintah tidak perlu dilakukan ketentuan lockdown yang akan mengorbankan kehidupan masyarakat. Ia juga menyebutkan banyak upaya yang dilakukan pemerintah agar penyebaran virus tak meluas.

Salah satunya dengan cara Pembatasan sosial berskala Besar (PSBB) yaitu semi lockdown, boleh keluar beraktivitas tapi harus mengikuti aturan protokol Covid-19.

"Di Sumbar juga pernah PSBB selama tiga bulan yang menghabiskan biaya sekitar satu triyun lebih, untuk bantuan sosial, untuk bantuan yang terdampak, yang terkena Covid dan lain sebagainya yang menimbulkan kemiskinan bertambah dan pengangguran meningkat," jelasnya. 

Sumbar sangat beruntung memiliki Laboratorium Biomedik dari Fakultas Kedokteran Unand yang bisa memeriksa sampai dengan 5.000 lebih spesimen swab per hari. Ini prestasi luar biasa yang dilakukan laboratorium Unand. 

Tatanan kehidupan normal baru (new normal) merupakan suatu kehidupan dengan kebiasaan baru, aktifitas baru, dimana masyarakat diminta berdamai dan beradaptasi Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan secara disiplin.

"Kuncinya, ya patuh dengan protokol kesehatan. Tidak mungkin masyarakat terus-terusan berdiam diri terus di rumah. Apalagi masyarakat sudah mulai jenuh. Banyak yang mengeluh akibat PSBB perekonomian masyarakat terhambat," ungkapnya. 

Sembari menunggu vaksin Covid-19 ditemukan. Pemprov Sumbar mengeluarkan  Perda Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) yang telah diterapkan pada 10 Oktober 2020. Ternyata, memberikan dampak yang bagus untuk menekan kasus Covid-19.

"Perda Covid ini pertama kali di Indonesia yang menerapkan saksi pidana. Perda AKB ini diberlakukan supaya Sumbar dapat menekan pertumbuhan positif Covid-19, masyarakat sudah berangsur tertib menggunakan masker dan menerapkan protokol kesehatan," jelasnya. 

Berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemprov Sumbar, untuk mengatasi penyebaran virus corona. Selain itu juga melakukan sejumlah persiapan, secara bertahap fasilitas umum diaktifkan kembali. Objek wisata, perhotelan, pasar dan direncanakan dunia pendidikan juga akan diaktifkan. Asalkan kedispilinan masyarakat akan pencegahan penyebaran Covid-19 tetap dilaksanakan.

"Hal ini terus berlaku hingga vaksin Covid-19 ditemukan dan wabah benar-benar bisa dikendalikan," tutupnya.(rel) 


Silahkan Dibagikan