Peserta Latsitardanus ke XLIII mengunjungi kawasan wisata Terpadu (KWT) Gunung Padang, di Kecamatan Padang Selatan,Minggu (28/5) |
Padang- Peserta Latihan Integrasi Wreda Nusantara (Latsitardanus) ke XLIII mengunjungi kawasan wisata Terpadu (KWT) Gunung Padang, di Kecamatan Padang Selatan,Minggu (28/5). Kunjungan ini guna mengenali sejarah yang ada di kawasan tersebut.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Padang Yudi Indra Syani mengatakan objek wisata Gunung Padang tidak hanya terkenal dengan wisata alam namun juga dikenal dengan sejarahnya.
"Atas nama Pemerintah Kota Padang mengucapkan selamat datang kepada peserta Latsitardanus. Nanti akan dibantu oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) untuk menjelaskan sejarah objek wisata tersebut," katanya saat akan menaiki Gunung Padang.
Yudi juga menuturkan kunjungan peserta Latsitardanus dapat memberi masukan terkait kemajuan pariwisata di Kota Padang.
"Di kawasan Gunung Padang terkenal dengan sejarahnya. Ada bunker, ada meriam dan objek sejarah lainnya," lanjutnya.
Yudi Indra Syani berharap dengan adanya kunjungan peserta ke salah satu objek wisata bersejarah ini dapat menambah pengetahuan peserta Latsitardanus.
"Tentunya dengan kunjungan ini dapat menambah pengetahuan terkait sejarah sekaligus memberi masukan terhadap kemajuan pariwisata di Kota Padang," harapnya.
Peserta Latsitardanus menaiki Gunung Padang sekitar pukul 16.00 WIB. Tiba di puncak gunung, peserta berfoto di mulut bunker, dan juga di beberapa meriam
Gunung Padang adalah sebuah bukit kecil dengan ketinggian puncak sekitar 80 meter di atas permukaan laut (mdpl), yang letaknya berada di seberang selatan dari muara Batang Arau. Masyarakat Kota Padang menamainya Gunung Padang karena bukit ini bisa dikatakan tempat tertinggi di sekitar pusat Kota Padang.
Gunung Padang adalah objek wisata dengan kombinasi antara panorama yang indah, legenda Siti Nurbaya, dan sepenggal sejarah masa pendudukan Jepang.
Pemandangan di Gunung Padang memang indah. Apalagi sejak kehadiran Taman Siti Nurbaya yang kemudian dijadikan nama puncak dari kawasan objek wisata Gunung Padang dengan luas sekitar 180 m².
Konon Taman Siti Nurbaya ini merupakan interpretasi tempat Syamsul Bahri dan Siti Nurbaya memadu kasih semasa hidupnya. Taman Siti Nurbaya ini menyajikan panorama alam yang sangat indah dan taman-taman dengan pepohonan yang rindang cocok untuk bersantai.
Selain itu, Gunung Padang juga menjadi objek wisata sejarah, karena menjadi saksi bisu masa pendudukan Jepang. Ini dapat dibuktikan oleh keberadaan beberapa benteng, bunker pertahanan, dan meriam hasil peninggalan zaman penjajahan Jepang.
Dalam perjalanan menuju puncak, pengunjung akan melihat bunker pertama yang berdekatan dengan rumah penduduk. Bunker kedua berhadapan dengan langsung kedai milik warga dan digunakan sebagai gudang. Sedangkan untuk benteng pertama bernama Pilboks. Benteng ini memiliki ruangan cukup luas, terdapat meriam besi yang besar dan dengan tipe benteng yang berbentuk empat poligon setengah lingkaran dibangun sekitar tahun 1942-1945.
Benteng kedua yang memiliki bentuk seperti rumah yang tertulis BOW dan memiliki dua ruangan yang tak beratap. Bila sampai puncak akan terdapat dua bunker. Kemungkinan jika dilakukan penggalian di lokasi ini akan ada banyak lagi benteng-benteng yang tersembunyi. Mengingat pada zaman dulu Gunung Padang dijadikan salah satu basis pertahan tepi pantai oleh penjajahan Jepang. (bs)