Pertemuan Gubernur Sumbar Mahyeldi bersama sejumlah Kepala OPD terkait dengan perwakilan Japan International Cooperation Agency (JICA) untuk Indonesia, di ruang rapat Istana Gubernur, Senin (11/9). |
“Setidaknya, kerja
sama yang akan dijalin meliputi bidang kebencanaan, lingkungan hidup,
pendidikan, infrastuktur, hingga kesehatan. Semuanya tentu saja untuk
kepentingan masyarakat dan daerah kita,” ucap Gubernur Sumbar Mahyeldi .
Dalam paparan Pemprov Sumbar, Gubernur Mahyeldi didampingi
Kepala Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda) Sumbar, Medi Iswandi
merincikan, terkait bidang kebencanaan, diperlukan usaha-usaha pembangunan
sebagai respons atas tingkat kerawanan bencana di Sumbar.
“Sisi kesiapsiagaan bencana, mitigasi bencana, dan
pengurangan risiko bencana menjadi fokus kita. Sebab, sepanjang tahun 2014
hingga 2022 saha terdapat 6.724 kejadian bencana di Sumbar. Terdiri dari enam jenis
bencana yang tersebar di 19 kabupaten/kota. Mulai dari gempa, angin kencang,
longsor, banjir, kebakaran hutan dan lahan, hingga banjir bandang," kata
Gubernur.
Sebelumnya, JICA telah melaksanakan beberapa proyek bidang
kebencanaan di Sumbar, akan tetapi beberapa di antaranya sempat terhalang
kendala lahan.
Oleh karena itu ke depan, Gubernur Mahyeldi meminta
Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk bersinergi demi terbangunnya
pusat penanggulangan risiko bencana, fasilitas simulasi, pengembangan sumber
daya manusia (SDM), hingga peningkatan pencegahan bencana.
Di sektor Lingkungan Hidup (LH), Gubernur Mahyeldi
menyebutkan saat ini diperlukan peningkatan pengelolaan sampah terpadu berbasis
waste to energy (pengolahan sampah menjadi energi) dan tempat pengolahan limbah
bahan berbahaya dan beracun (B3) di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah
Regional Solok, yang saat ini belum optimal.
"TPA Regional Solok ini perlu kita tata kembali.
Diharapkan ada pola pengolahan sampah menjadi energy, dan melibatkan peran
serta masyarakat,” ucap Gubernur lagi.
Di sektor kesehatan, Kepala Bappeda Sumbar Medi Iswandi
menjelaskan, akan dibicarakan rencana pembangunan dan pengembangan rumah sakit
khusus layanan paru-paru dan kardiovaskular di Sumbar. Ini diperlukan untuk
menekan jumlah pasien asal Sumbar yang ruju ke luar provinsi.
“Pemprov Sumbar berpotensi menjadi salah satu pusat
pendidikan dan penelitian terbaik di bidang kedokteran paru dan kardiovaskuler
melalui kerja sama dengan JICA Indonesia ini. Apa lagi angka kematian akibat
kanker paru di Indonesia, terutama di Sumbar, masih cukup tinggi," ungkap
Medi.
Sementara itu di sektor infrastruktur, katanya lagi, dibahas
rencana pembangunan Jalan Bungus Lubuk Kilangan atau Tarantang (Lingkar Timur)
untuk menyikapi terjadinya peningkatan arus lalu lintas, sehingga diperlukan
jalan pengurai simpul-simpul kemacetan di sekitar Gaung Teluk Bayur,"
katanya.
Di sektor pendidikan, Pemprov Sumbar disebut Medi tengah
berupaya untuk mengembangkan SDM melalui program vokasi demi terwujudnya SDM
unggul untuk menopang pertumbuhan industri dan pertumbuhan ekonomi nasional.
Kerja sama ini direncanakan meliputi pengembangan penyelarasan kurikulum,
peningkatan kompetensi guru untuk memperoleh sertifikat internasional, hingga
rekruitmen lulusan SMK.
Selain itu, di bidang infrastruktur turut dibahas rencana
pembangunan terminal terintergrasi jalur perkeretaapian. Hal ini diupayakan
sekaligus untuk mendukung kebijakan dan strategi pengembangan perkeretaapiaan
demi mendukung sektor pariwisata. Sebab, Sumbar tidak hanya memilii potensi
sebagai destinasi kunjungan, tetapi juga daerah perlintasan di Sumatera.
Gubernur Mahyaledi berharap, agar rencana-rencana yang
mengapung dalam pertemuan dengan JICA dapat terwujud. “JICA sangat menyambut
baik rencana-rencana yang kita upayakan, dan nantinya akan ditindaklanjuti
dengan nota kesepakatan atau MoU," ucap Gubernur Mahyeldi.
Perwakilan JICA untuk Indonesia, Yasui Takehiro, menegaskan
keinginan besar JICA dan Pemerintah Jepang untuk berkolaborasi dengan Pemprov
Sumbar dalam berbagai bidang. Sumbar sendiri dipilih untuk fokus kerja sama
karena dinilai memiliki perhatian, keinginan, dan semangat yang besar dalam hal
membangun daerah.
"Sebab, kami menangkap bahwa niat Pemprov Sumbar adalah
untuk mensejahterakan masyarakat. Oleh karena itu setiap perencanaan yang
dipaparkan sangat mungkin untuk kita wujudkan dengan kerja sama," turut
Yasui Takehiro. (rls)